Selamat Datang di Blog Bu Dyah SMPN 33 Surabaya

Senin, 19 Maret 2012

Strategi pembelajaran model three stay two stray untuk meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik kelas VIIA mata pelajaran IPS topik siklus air

ABSTRAKSi

Penelitian berupa penelitian tindakan kelas dengan tujuan mengetahui cara melaksanakan strategi pembelajaran dengan model three stay-two stray untuk meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPS topik siklus air, mengetahui apakah strategi ini dapat meningkatkan proses hasil pencapaian batas penguasaan kompetensi dasar, serta apakah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik. Hipotesis yang diajukan yaitu, pelaksanaan strategi pembelajaran dengan model three stay-two stray pada mapel IPS topik siklus air dapat meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik dengan hasil pencapaian batas proses penguasaan kompetensi dasar, serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik.

Setting penelitian di SMPN 33 Surabaya, kelas VII A semester genap tahun pelajaran 2009-2010. Sumber data penelitian ini yaitu, 37 peserta didik. Prosedur yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus I dan siklus II, dimana setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, tindakan pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dilaksanakan tanggal 3 Mei 2010 untuk siklus I, tanggal 10 Mei 2010 untuk siklus II. Analisis yang digunakan analisis kuantitatif menggunakan skala penilaian dalam bentuk angka atau numerik dengan rentang 0-100 untuk menilai aspek koqnitif, dan psikomotor. Analisis kualitatif digunakan untuk kuesioner.

Hasil penelitian ini adalah, cara meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik mata pelajaran IPS, topik siklus air dapat dilaksanakan dengan strategi pembelajaran model three stay-two stray, dapat meningkatkan nilai peserta didik di atas batas penguasaan kompetensi dasar yang ditetapkan yaitu 65, selama pembelajaran terjadi interaksi sosial antara peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, aktifitas pembelajaran berlangsung dalam suasana yang aktif, menyenangkan dan menarik minat peserta didik untuk terus mengikuti kegiatan, sehingga hipotesis bisa di terima.

Masalah yang dihadapi yaitu, waktu yang disediakan kurang, beberapa peserta didik belum bisa mempresentasikannya, mengakibatkan nilai banyak yang dibawah KKM. Pada siklus II pelaksanaan terlalu ramai sehingga mengganggu kelas di sebelahnya.

Saran yang diajukan adalah, guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif. Peserta didik diharapkan belajar lebih dahulu, sehingga pada saat presentasi mudah mengikuti dan bisa bersosialisasi dengan teman satu kelas. Bagi peneliti selanjutnya, agar melakukan penelitian dengan model pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Menilai segala aktifitas atau kreatifitas peserta didik dalam melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran three stay - two stray. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat pembelajaran interaktif yang memuat bahan ajar dengan soal-soal yang faktual dan sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk merealisasikan tersebut, pemerintah telah menetapkan empat strategi pokok pembangunan pendidikan, yaitu peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Kebijakan dalam peningkatan kualitas pendidikan, sedikitnya terdapat lima komponen yang diperhatikan, yaitu kegiatan pembelajaran, manajemen, buku dan sarana belajar, fisik dan penampilan sekolah, serta partisipasi masyarakat.

Sejalan dengan kebijakan kegiatan pembelajaran, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui berbagai pelatihan; seperti pelatihan model pembelajaran, pelatihan pembuatan alat peraga, pelatihan pengembangan silabus dan pelatihan pembuatan materi standar. Berbagai pelatihan tersebut lebih ditekankan pada upaya membangkitkan semangat belajar peserta didik. Kurangnya semangat belajar peserta didik pada pembelajaran disoroti oleh Mulyasa (2007: 12-13)

“ … dapat disaksikan betapa banyak para peserta didik yang keluyuran di mall pada jam-jam efektif belajar. Mengapa mereka lebih senang bermain daripada belajar. Ini adalah tantangan, khususnya bagi para guru, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menggairahkan, menantang nafsu peserta didik, dan menyenangkan. Untuk itu, diperlukan guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan, seakan-akan sedang jalan-jalan di mall. Hal ini penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran, guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksanan, maupun evaluator pembelajaran … “

Masalah pokok didalam proses pembelajaran adalah memilih atau membuat keputusan. Walaupun guru hanya akan melaksanakan pembelajaran yang sederhana sekalipun ia harus memilih: 1. tujuan pengajaran, 2. strategi untuk mencapai tujuan tersebut dan di dalam memetakan strategi tersebut maka yang harus dipilih adalah isi dan metode, 3. memilih taktik-taktik khusus yang dapat digunakan dalam melaksanakan strategi, 4. memilih materi dan alat-alat pengajaran, serta, 5. memilih prosedur yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan mengajar dan mengembangkannya lebih lanjut. Dalam mengajar menuntut penggunaan metode yang tepat. Tidak ada satu metodepun yang baik untuk semua mata pelajaran, guru harus mampu memberi kemudahan belajar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran..

Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran untuk melaksanakan strategi pembelajaran, dan menggunakan sumber pembelajaran, alat peraga/ media serta mengembangkannya pada setiap proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar bisa diperoleh di sekitar sekolah, atau guru secara aktif dan kreatif menyiapkan, merancang dan membuat media sendiri. Guru juga diharapkan secara kreatif menciptakan strategi pembelajaran yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.

Mata pelajaran IPS terpadu adalah mata pelajaran yang sangat rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu yaitu ilmu sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi. Salah satu faktor yang ikut menentukan efektifitas pelaksanaan pembelajaran IPS adalah ketepatan penggunaan model pembelajaran, tetapi memilih model pembelajaran yang tepat bukan pekerjaan mudah, bahkan sukar untuk memilih suatu model pembelajaran tertentu guna mencapai kesesuaian dengan topik tertentu.

Masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar guru pelajaran IPS adalah kurangnya kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang non konvensional yang dapat membangkitkan gairah belajar, mengembangkan seluruh potensi peserta didik, menanamkan kehidupan yang demokratis, dan menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar. Kondisi riil saat ini adalah peserta didik belajar dari guru dan buku teks, monolog, dan bersifat rutinitas, kurang variasi, dan miskin improvisasi. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang model pembelajaran yang akan dilakukannya baik strategi maupun alat peraga/ media. Dikatakan oleh Azis Wahah (2007: 28) bahwa:

Mengajar mencakup didalamnya diantaranya membimbing peserta didik untuk belajar melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan (probing), menemukan (discovering), menganalisis (analyzing), dan menguji (examining) yang disebut berpikir reflektif (reflective thinking) sebagai sesuatu yang penting dalam membangun sikap dan nilai-nilai yang lebih langsung adalah tugas-tugas pengembangan keterampilan.

Proses pembelajaran IPS dengan topik siklus air akan sangat menarik bagi peserta didik, karena disajikan dengan menggunakan model pembelajaran three stay-two stray, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi peserta didik.

Dengan adanya permasalahan itulah yang mendasari penulis melakukan kegiatan ini, yaitu agar guru dapat melaksanakan strategi dengan pendekatan konstektual dan model pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPS dengan topik siklus air.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah cara melaksanakan strategi pembelajaran dengan model three stay - two stray untuk meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPS topik siklus air?

2. Apakah pembelajaran mata pelajaran IPS topik siklus air setelah menggunakan strategi pembelajaran dengan model three stay - two stray dapat meningkatkan proses dan hasil pencapaian batas penguasaan kompetensi dasar?

3. Apakah melalui strategi pembelajaran dengan model three stay - two stray mata pelajaran IPS topik siklus air dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimanakah cara melaksanakan strategi pembelajaran dengan model three stay - two stray untuk meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran IPS topik siklus air

2. Mengetahui apakah mata pelajaran IPS topik siklus air setelah menggunakan strategi pembelajaran dengan model three stay-two stray dapat meningkatkan proses dan hasil pencapaian batas penguasaan kompetensi dasar

3. Mengetahui apakah melalui strategi pembelajaran dengan model three stay - two stray mata pelajaran IPS topik siklus air dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis:

Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesional

2. Bagi Guru:

a. Dapat membantu mengembangkan proses pembelajaran IPS melalui strategi dengan pendekatan konstektual yang dapat memotivasi dan menggairahkan belajar peserta didik

b. Sebagai masukan guna merancang dan mendapatkan strategi dan media pembelajaran yang tepat

3. Bagi Peserta Didik:

a. Memotivasi dan meningkatkan semangat peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)

b. Mendekatkan konsep yang dipelajari pada obyek secara nyata

c. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan daya nalar peserta didik yang kreatif dan kritis-analitik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

4. Bagi Peneliti Lanjutan:

Dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas lanjutan

E. Hipotesis Tindakan

Pelaksanaan strategi pembelajaran dengan model three stay- two stray pada mata pelajaran IPS topik siklus air dapat meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik dengan hasil pencapaian batas proses penguasaan kompetensi dasar serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik

F. Penegasan Istilah

1. Strategi pembelajaran adalah keterampilan-keterampilan yang telah dikuasai guru yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik

2. Model pembelajaran three stay-two stray adalah metode pembelajaran konstektual yang dilakukan secara berkelompok , tiap kelompok terdiri dari 5 peserta didik, dua anggota dari setiap kelompok bertamu ke kelompok lain, tiga anggota yang lain menjadi tuan rumah

3. Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran ilmu-ilmu sosial di SMP dan MTs, terdiri dari mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, ekonomi

4. Topik siklus air adalah kegiatan pembelajaran yang mengangkat air sebagai bahan kajian pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar